Cerpen !!
Kau Goreskan Luka yang Sama
by : Sinta mawar dini
Embun pagi yang lembut sudah nampak
membalut keheningan pagi, seiring hembusan udara dingin yang masuk melalui
celah-celah pintu, terasa menyayat kulit seakan tebalnya selimut tak berarti
karena udara pagi itu benar-benar
merasuk ke seluruh tubuh. Udara dingin yang masuk ke kamar Ayu berhasil
membuat ayu terbangun dari tidur lelapnya. Dia mengucek-ngucek kedua matanya
yang belum dapat melihat seisi kamarnya dengan jelas. Pandangannya langsung
tertuju pada jam dinding yang terletak lurus searah dengan tempat tidurnya.
“Wah ..udah jam 5 ternyata” ujarnya sambil melepaskan balutan selimut yang
menyelimuti tubuhnya. Meski pun hari itu hari minggu tapi Ayu tidak ingin
bermalas-malasan. Tanpa pikir panjang dia langsung menuju kamar mandi untuk mandi agar tubuhnya
menjadi segar. Dinginnya udara pagi itu tak ia hiraukan.
Pada
hari itu Ayu beserta keluarganya akan betamasya mengisi waktu libur dan untuk
sekedar melepaskan penat setelah banyaknya aktifitas yang mereka jalani. “
Sekarang waktunya merilekskan pikiran” ujar mamanya, “iya ma.. ayu udah siap
nih” saut Ayu. Tak lama dari itu mereka pun langsung pergi ke tempat yang
mereka tuju.
Ternyata di tempat mereka bertamasya ada keluarga teman baik mamanya Ayu yang juga sedang liburan. Pertemuan yang tidak direncanakan sama sekali, kedua keluarga tersebut pun berlibur bersama. Saat itu ayu di kenalakan pada anak teman mamanya yang bernama Rama. Mereka berdua nampak asik mengobrol meskipun baru berkenalan tapi rasa canggung tak terlihat dari gelagat dan tutur kata yang mereka ucapkan. Hari sudah sore, liburan Ayu beserta keluarganya pun di akhiri. Mereka pun langsung bergegas pulang ke rumah.
Ternyata di tempat mereka bertamasya ada keluarga teman baik mamanya Ayu yang juga sedang liburan. Pertemuan yang tidak direncanakan sama sekali, kedua keluarga tersebut pun berlibur bersama. Saat itu ayu di kenalakan pada anak teman mamanya yang bernama Rama. Mereka berdua nampak asik mengobrol meskipun baru berkenalan tapi rasa canggung tak terlihat dari gelagat dan tutur kata yang mereka ucapkan. Hari sudah sore, liburan Ayu beserta keluarganya pun di akhiri. Mereka pun langsung bergegas pulang ke rumah.
Beberapa
bulan berlalu. Perkenalan Ayu dengan Rama ternyata menyisakan kesan yang manis
di hati Ayu. Dia merasa senang dan setiap kali mengingat Rama , ia merasa
malu-malu dan kadang hal itu bisa membuatnya senyum-senyum snediri. Rupanya dia
suka pada Rama walaupun belum lama ia mengenalnya.
Tahun
ajaran baru baru di mulai,saat itu Ayu naik ke kelas sebelas. Dia masuk ke kelas
XI.IPS 3 karena namanya memang tercantum di kelas tersebut. Setelah beberapa
hari mulai belajar secara intensif di sekolah, waktu itu Ayu dan temannya
hendak menuju ke kantin belakang karena memang sudah jam istirahat. Ketika
sedang berjalan sambil asik mengobrol, pandangannya teralih pada kelas X.4. Dia
melihat di depan kelas tersebut ada sesosok laki-laki yang sepertinya ia kenal.
“Rama!!” sapanya. Laki-laki itu dengan spontan langsung menoleh ke samping kiri
karena ada yang memanggil namanya. Ya benar ternyata itu memang Rama, anak dari
teman mamanya. “Ehh .. ka Ayu” membalas sapaan darinya. Rama memang satu tahun
lebih muda di banding Ayu jadi dia masih duduk di kelas sepuluh dan tak heran
kalau dia memanggil Ayu dengan sebutan “Kak”. “Ciee sekolah disini juga
ternyata” sambung Ayu. “Iya kak hehe” jawabnya malu-malu. Hari demi hari terus
berlalu, perasaan spesial yang di taruh
Ayu untuk Rama semakin hari semakin dalam.
“Ya ampun sorot matanya itu indah
banget,bagaikan pelangi memancarkan spektrum warna yang menawan” gumamnya
sambil tertawa-tawa kecil. Lisna sahabat Ayu yang dari tadi memperhatikan
sahabatnya itu sontak benrtanya kepadanya “kamu itu ngomong apa sih yu? Pake
bahasa pelangi-pelangi segala? Haha ” kata Lisna sambil tertawa karena lamunan
Ayu yang menggelikan baginya. Ayu langsung tersadar dari lamunannya “ha.. engga
ko lis bukan apa-apa hehe” jawabnya sambil menahan malu. “Ga mau jujur nih yu
sama aku?” saut lisna sambil menatap tajam ke arah mata Ayu. “Engga ko engga
lis beneran bukan apa-apa” sanggahnya pada sahabatnya itu. Ayu dan Lisna memang
sudah berteman lama semenjak mereka duduk dibangku sekolah menengah pertama
takheran sampai sekarang mereka menjadi sahabat yang sangat dekat. “Hmm.. iya
deh yu aku percaya” jawab Lisna sambil tersenyum tanpa menaruh sedikit pun rasa
curiga kepada Ayu. Nampaknya dia tak ingin seorang pun tau kalau ia menaruh
perasaan spesial untuk Rama termasuk sahabatnya sendiri. “Nah gitu dong
percaya” lanjutnya, “iya yu iya” jawab Lisna sambil sedikit meledek. Percakapan mereka pun berlanjut dan tidak
menyinggung lagi perkataan yang ayu lontarkan saat elamun tadi.
Siang
itu menunjukan pukul 12 bel istirahat kedua pun berbunyi, Ayu bergegas keluar
kelas dan menuju mesjid untuk menunaikan shalat dzuhur. Saat dia sedang
berjalan menuju mesjid ia melihat Rama sedang asik ngobrol dengan seorang
perempuan. Memang kelas Rama itu dekat dengan jalan yang biasa dilalui untuk
menuju mensjid sekolah, sehingga pantas saja saat Ayu melintas dijalan
tersebut, pandangannya langsung terarah ke kelas Rama, orang yang dia sukai.
“Siapa sih tuh cewe kok akrab banget ngobrol sama Rama” ucapnya dalam hati.
Setelah dia amati ternya perempuan yang sedang asik ngobrol berdua dengan Rama
adalah Lisna. “Hah Lisna?!! Kok dia bisa kenal sama Rama? Kok bisa seakrab itu?
Ada apa di antara mereka?”. Ayu terus bertanya-tanya dalam pikirannya sambil
berlalu ke arah karena ia tak ingin Lisna melihatnya.
Keesokan
harinya saat istirahat pertama, Lisna menghampiri Ayu ke kelasnya seperti biasa
untuk ngobrol-ngobrol dan bertukar cerita. Saat itu Lisna merasa ada yang aneh
dari sikap Ayu. Tidak seprti biasanya,dia hanya merespon ucapan Lisna dengan
datar seolah acuh tak acuh. Tapi Lisna menganggap sikap Ayu biasa mungkin ia
sedang PMS pikirnya. “Yu tau ga kemarin pas aku lagi main facebook tiba-tiba
ada yang nge-chat gitu ke aku, bilangnya sih siswa sini juga”. “Hmm terus?”
jawab Ayu. “Iya dia tuh bilang pengen kenal gitu sama aku terus pengen ngobrol
langsung. Tapi dia tuh masih kelas sepuluh” ujar Lisna. Ayu yang sedang membaca
buku seolah tidak terlalu mendengarkan perkataan Lisna karena ada perasaan yang
mengganjal pada hatinya setelah kemarin melihat Lisna ngobrol berdua begitu
akrabnya dengan orang yang dia sukai. “Namanya Rama” sambung Lisna mendengar nama Rama, sontak ayu langsung
menatap Lisna sambil berkata “Rama ?”.” Rama anak kelas X-4 Lis ?”. “Iya yu,
kamu udah kenal sama dia yah ?” tanyanya pada Ayu. “Iya, dia anak dari teman
mamaku”. Jawab nya singkat. “Udah dulu iya Lis, aku mau ke kelas” sambung Ayu
sambil berlalu meninggalkan Lisna.
Setiap
hari Ayu semakin sering melihat Rama dan Lisna ngobrol berdua. Dia semakin
menjauhi sahabatnya karena Ayu kecewa orang yang dia sukai malah lebih dekat
dengan Lisna bukan dengan dirinya. Karena sudah terlalu lama memendam
perasaannya sendiri untuk Rama, Ayu pun memutuskan berbagi cerita kepada
Seila,teman dekatnya di kelas. Dia menceritakan bahwa ia sudah lama suka kepada
Rama dan betapa sakit hatinya dia ketika melihat sahabatnya sendiri yang malah
begitu dekata dengan Rama.
Lisna semakin heran dengan sikap Ayu
yang terus menjauhinya dan jika Lisna menghampirinya dia malah menghindar
seolah tak ingin melihat Lisna. “Seil kenapa sih Ayu sekarang? Sikapnya jadi
berubah sama aku? Dia menghindar terus kalau diajak ngobrol, dia makin jauh
sama aku seil!” ungkap Lisna mengeluarkan unek-enek yang di rasakannya kepada
seila yang saat itu menjadi lebih dekat dengan Ayu ketimbang dia. “Sebenernya
gini loh Lis,Ayu itu suka sama Rama. Dia memendam perasaannya itu udah lama
tapi dia ga cerita sama siapa-siapa, baru kemarin dia cerita hal ini sama aku,
mungkin karena ini dia kecewa dan menjauhi kamu” jelas Seila panjang lebar
kepada Lisna. “Ya ampun Ayu kenapa dia ga bilang kalo udah lama suka ke Rama?” jawab
Lisna dengan ekspresi penuh kecewa. “Kalau aku tau dia suka ke Rama mungkin aku
juga ga akan sedekat ini sama Rama. Kenapa dia ga mau cerita dari dulu sih?”
sambung Lisna. “Iya lis aku tau posisi kalian itu serba salah, disisi lain Ayu
salah karena dia ga terbuka kalau dia suka sama seseorang, nah sekarang kalian
jadi suka ke orang yang sama kan?” ungkap Seila. “Iiiya.. Seil” jawab Lisna
nampak gugup. “Jadi aku harus gimana sekarang sekarang Seil?”. “Mungkin ini
salah paham, Ayu terlalu cepat menyimpulkan sesuatu dan terlalu cepat juga
memutuskan sesuatu sampai-sampai dia jadi ngejauhin kamu” jawab Seila. “Mungkin
aku juga yang salah kurang peka terhadap perasaan sahabat sendiri” ungkap
Lisna. “Yaudah sekarang coba kamu jelasin ke Ayu kalau kamu sama Rama itu ga
ada hubungan apa-apa, biar persahabatan kalian berjal kaya dulu lagi”. “Iya
Seil pasti aku jelasin ke Ayu, makasih yah sarannya”. “Oke Lis pokoknya
persahabat lebih penting dari apa pun jadi kalian harus menjaga persahabatan
kalian” ucap Seila member nasihat kepada Lisna. “Iya Seil pasti”.
Rasa
sakit dan kecewa masih membayangi perasaan Ayu karena dia benar-benar
kecewa pada sahabatnya sendiri. Lisna
berusaha menjelaskan agar tidak ada salah paham dn persahabatan mereka kembali
seperti dulu, tapi Ayu masih berkeras hati dan terus menghindari Lisna.
Pada suatu ketika Ayu sedang duduk
sendirian didepan kelasnya, Lisna langsung menghampiri Ayu, walaupun Ayu berusaha menghindar tapi Lisna
berusaha untuk terus menahannya. “Yu maafin aku. Kenapa dari dulu kamu ga
bilang kalau kamu suka sam Rama?”. Ayu hanya terdiam tak merespon apapun.
“Jawab yu, kamu mau persahabatan kita berantakan seperti ini terus?”. Ayu pun
mengeluarkan kata “harus aku jawab lis? Udah jelaskan kalau kamu suka sama
Rama?! Rama juga suka kan sama kamu! Terus apa lagi yang mau harus dijelasin!”.
“Engga gitu kok yu, aku sama Rama ga ada apa-apa , sekarang aku Tanya kenapa
kamu ga cerita sama aku kalau kamu suka sama Rama ? kamu anggap aku ini sahabat
kamu kan yu? Tapi kenapa?”. Ayu hanya diam membisu, dia berpikir memnag benar
kenapa dari awal ia tidak caritas soal Rama ke sahabatnya,kenapa dia harus
perasaannya sendirian. Keadaan menjadi sangat beku, lalu sudut mata mereka
mulai tampak basah dan tak lama air mata mereka pun tumpah membasahi pipi. “Aku
minta maaf yu, aku masih mau jadi sahabat kamu” Lisna memohon kepada Ayu sambil
terisak. Akhirnya hati Ayu mulai mencair “iya Lis maafin aku juga,aku tau aku
slah kenap dulu ga cerita sma kamu tentang Rama”. “Yasudah yu kita saling
memaafkan yah, kita masih bersahabat kan?” Tanya Lisna. “ Iya Lis lupakan saja
masalah ini,kita tetap sahabat kok” kata Ayu smabil memeluk sahabatnya. Mereka
sudah meluapakan hal yang membuat persahabatan mereka di uji,karena mereka
sadar bahwa persahabatan jauh lebih penting si banding dengan orang yanag
mereka berdua sukai.
Hari-hari
pun terus berlalu, persabatan mereka mulai terajut indah kembali. Ayu sedikit
demi sedikit mulai melupakan perasaannya untuk Rama, meskipun tidak di pungkri
perasaan iti masih ada tapi dia berusah meminimalisir rasa sukanya itu.
Sebaliknya dengan Lisna, ternya dia memang masih sangat menyuksi Rama. Lisna
belum bisa menghilangkan perasaannya untuk Rama, tapi dia berusaha
menutup-nutupi perasaannya pada Rama di depan Ayu karena Lisna takut persahabatan
mereka terganggu seperti waktu itu. Rama pun memang sebenarnya menyukai Lisna,
tapi dia tahu masalah diantara persahabatan Ayu dan Lisna dulu disebabkan oleh
dirinya. Jadi Rama pun sma seperti Lisna , sama-sama menahan perasaan mereka
berdua karena menjaga perasaan Ayu.
Tapi
tanpa sepengetahuan Ayu, sebenarnya Lisna dan Rama masih sering berhubungan.
Mereka berdua tidak bisa membohongi perasaan yang mereka rasakan. Lisna tak
ingin terus berpura-pura tidak menyukai Rama di depan Ayu. Suatu ketika dia pun
memberanikan diri bertanya kepada Ayu mengenai Rama. “Yu..?” ucap Lisna memulai
pembicaraan. “Ya? Kenapa Lis?” jawab Ayu dengan santai. Lisna ragu-ragu untuk menanyakan
pertanyaan ini ke Ayu, karena menyinggung perasaannya, tetapi karena rasa
penasarannya dia memutuskan untuk tetap bertanya pada ayu. “Perasaan kamu ke
Rama gimana yu sekarang?”. Ayu sempat kaget mendengar pertanyaan itu tapi dia berusaha
untuk tetap bersikap tenang.dia heran kenapa Lisna menanyakan hai itu, “hemm
udah da ada perasaan apa-apa kok lis, aku udah ilang feeling sama dia”. “Hah?
Serius yu?” mendengarjawaban itu, Lisna tidak bisa menyembunyikan
kebahagaiaanya. “Iya Lis serius!”. Ayu merasa ada sesuatu yang janggal, dia
berbisik dalam hati “kenapa tiba-tiba Lisna bertanya tentang perasaan kepada
Rama, jangan- jangan….. ah sudahlah”pikirnya. Perasaan curiga sempat terlintas
dalam benaknya, dia berfikir kalau Lisna dan Rama masih saling menyukai dan
mereka masih sering berhubungan. Tapi ia berusaha menghilangkan pikiran itu
semua.
Bebrapa
hari kemudian ternyata benar kecurigaan Ayu waktu itu terbukti, sore itu saat
Ayu baru saja tiba di rumahnya tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda ada sms
masuk. “Sms dari Lisna ternyata” ucapnya. Ayu sempat heran “kok tumben banget Lisna
nge-sms aku jam segini” ujarnya sambil hendak membaca sms tersebut. Betapa
sakitnya hati Ayu saat membaca sms dari Lisna itu , ibaratkan luka yang diberi
perasan jeruk nipis. Isi sms dari Lisna saat itu “Yu aku minta maaf sebelumnya,
nukannya aku ga mau ngehargai perasaan kamu sebagai sahabat aku tapi aku
bener-bener ga bisa membohongi perasaanku terus untuk pura-pura ga sayang sama
Rama. Aku sayang dia yu tapi aku juga ga mau persahabatan kita berantakan
seperti dulu. Kamu udah bilang kan kalau kamu udah ga ada perasaan apa-apa lagi
buat Rama. Sekarang, boleh yu aku terima dia jadi pacar aku?”.
Saat membaca sms itu hatinya terasa
diinjak, sakit dan sesak sekali rasanya. Air mata di pipinya mengalir tak
terbendung. Pikirannya menerawang jauh, mengapa sahabat yang ia sayangi kembali
menggoreskan luka yang sma untuk kedua kalinya. Ternyata dugaannya selama ini
benar bahwa Lisna dan Rama masih berhubungan dibelakangnya dan saat itu Rama
sudah meminta lisna untuk menjadi pacarnya. Rasa sakit hati yang pernah
dirasakannya dulu kini terulang kembali bahkan di goreskan oleh orang yang
sama.
Ayu belum juga membalas sms dari
Lisna, ia hanya terdiam dan memikirkan jawaban apa yang tepat. Walaupun sakit
yang rasakan tapi dia tidak ingin persahabatannya sengan Lisna berakhir.
Akhirnya ayu memutuskan membalas sms Lisna “Oke lis ga masalah”. Tak lama Lisna
pun langsung membalas “serius yu? Tapi kita masih sahabatan kan?”. “Tentu lis”
jawabnya singkat. “Aku seneng banget yu, makasih kamu emang sahabtaku
tersayang” jawaban Lisna menunjukan rasa bahagianya.
Ayu
tak membalas lagi pesan dari Lisna, dia tak mau ada pembahasan berlanjut
mengenai hubungan mereka berdua. Dia berusaha mengikhlaskan Rama untuk Lisna
walaupun tak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya goresan luka dihatinya masih
terasa teramat sakit.
Komentar
Posting Komentar